BogorInNews – Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) bersama dengan Forum Ekonomi Kreatif Kota Bogor yaitu REKA Bogor, Kamar Dagang Indonesia (Kadin) dan Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kota Bogor melakukan inisiasi bersama membuat program inkubasi bisnis, dengan mengusung tagline ‘Dari Lokal untuk Berkelanjutan’, di Graha Kadin Kota Bogor.
Kegiatan ini menjadi ajang bagi para pelaku UMKM Pangan Kota Bogor untuk mempresentasikan ide dan model bisnis pangan yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan ekonomi, tetapi juga memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan dan dampak sosial. Melalui pendekatan kewirausahaan hijau, para pelaku usaha mengusung inovasi bisnis berbasis pemanfaatan bahan pangan lokal, pengurangan limbah, efisiensi sumber daya, serta praktik produksi yang ramah lingkungan.
Perwakilan KRKP, Said Abdullah menuturkan, bahwa kegiatan pitching ini merupakan titik awal dari effort teman-teman untuk melangkah ke tahap selanjutnya. Banyak pelaku usaha kuliner yang collapse dikarenakan tidak memiliki value dari usaha yang dijalankan.
“Tetapi teman-teman yang ada disini, memiliki value yang berbeda dengan pengusaha kuliner lainnya yaitu keberlanjutan. Ketekunan sangat diperlukan untuk menghasilkan produk pangan yang enak dan layak dikonsumsi, karena pangan berkaitan erat dengan cita rasa dan nilai yang snagat penting,” tuturnya dalam keterangan tertulis pada Kamis 18 Desember 2025.
Said berharap, peserta yang terpilih nantinya merupakan inividu yang memiliki komitmen untuk terus tumbuh dan berkembang.
“Karena tidak ada orang yang menang tanpa ketelatenan, dan juga bukan karena paparan slide yang menarik, tetapi orang yang menang adalah mereka yang bercerita jujur tentang ide dan gagasan inovasi, ” tegasnya.
Georgian Marcello dari Reka Bogor menerangkan, bahwa program REKA PANGAN Inkubasi Bisnis Modal Rasa: Dari Lokal untuk Berkelanjutan, dirancang untuk mencetak wirausaha hijau di sektor pangan dengan memberikan pendampingan intensif, penguatan kapasitas bisnis, serta pemahaman mengenai tanggung jawab lingkungan. Program ini mendorong lahirnya usaha kuliner pangan yang mampu menciptakan nilai ekonomi kreatif sekaligus menjaga kelestarian sumber daya alam.
“Dengan adanya program inkubasi bisnis ini, jejaring pengusaha ekonomi kreatif di Kota Bogor menjadi terbentuk dan terjalinnya silaturahmi diantara para pengusaha itu sendiri,” terangnya.
Georgian memaparkan, program ini berfokus pada kewirausahaan hijau di sektor pangan, dengan mengedepankan inovasi, pemanfaatan potensi lokal, dan prinsip keberlanjutan lingkungan serta sosial. Semangat inovasi dan keberlanjutan yang kuat ditunjukkan oleh para peserta dan pelaku bisnis kuliner hari ini yang kontinyu mengikuti program ‘Modal Rasa’. Modal Rasa mendorong lahirnya ruang bagi generasi muda, pelaku UMKM, dan komunitas kreatif untuk mengembangkan ide bisnis kuliner yang inovatif, berdampak sosial, serta ramah lingkungan.
“Program ini dirancang sebagai ruang pembelajaran dan pendampingan bagi anak muda agar mampu mengembangkan usaha pangan secara profesional, berdaya saing dan berkontribusi pada ketahanan pangan berkelanjutan di Kota Bogor. Melalui program ini, peserta tidak hanya dibekali pengetahuan bisnis, tetapi juga didorong untuk memahami nilai sosial, budaya, dan lingkungan dari produk pangan lokal yang dihasilkan,” paparnya.
Ia menjelaskan, dalam pitching akhir ini, peserta memaparkan pengembangan produk, strategi pasar, manajemen keuangan, keterlibatan masyarakat sekitar, serta komitmen terhadap prinsip keberlanjutan di hadapan para dewan juri, yaitu Noor Rafita (Wakil Ketua Umum Bidang UMKM, Kadin Kota Bogor), Aling Nur Naluri Widianti (Salam Rancage), Adhitya Bhuana Karana (Sekretaris Disparbud Kota Bogor), serta Septiva Elin (KRKP).
“Ide-ide yang ditampilkan mencerminkan potensi besar anak muda sebagai pelaku usaha kuliner pangan dalam menjawab tantangan dan krisis lingkungan, sekaligus memperkuat ketahanan pangan di Kota Bogor melalui inovasi ekonomi kreatif.
Beragam ide kreatif telah dipaparkan, mulai dari pengolahan bahan pangan lokal, inovasi produk olahan bernilai jual tinggi, hingga konsep bisnis yang mendukung rantai pasok pangan yang adil dan ramah lingkungan,” jelasnya.
Georgian menekankan, harapannya, kegiatan pitching akhir ini dapat menjadi langkah awal bagi para rintisan yang terpilih maupun peserta UMKM lainnya untuk mengakses jejaring, pendanaan, serta peluang pasar yang lebih luas, sekaligus memperkuat peran anak muda sebagai motor penggerak kewirausahaan hijau melalui inovasi pangan berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Diketahui, ada sebanyak 15 UMKM hadir dan mempresentasikan ide serta gagasannya dalam final pitching hari ini yaitu Ayam Potong Millenial, Nalega Farm, Ciput, Klangenan, Raos A28, Tikolot, Nyai Kito, Mami Wita, Jamu Jowo, Chaesa, Mr Banasik, Dapoer Amie, Siomay Es Sekoteng, Jbowl Kitchen serta Lumpia Ebi. UMKM tersebut dipilih melalui seleksi dan telah melewati masa inkubasi bisnis.
Dari total 15 peserta UMKM, terpilih sebanyak 3 UMKM yang berhasil menjadi juara dalam program ini berdasarkan beberapa penilaian dari dewan juri, dengan kriteria Business Plan, Founders Mentality dan Green Business Feasibility. Ketiga UMKM yang menjadi juara tersebut ialah pertama Raos A28, merupakan UMKM yang menjual produk berupa singkong dan combro frozen. Bahan bakunya diperoleh dari petani singkong lokal yang dan limbah produksi berupa kulit singkong diolah menjadi pupuk kompos atau untuk pakan ternak, keduanMr Banasik ialah UMKM dengan produk unggulannya adalah pisang nugget. Bahan baku tepungnya menggunakan tepung mocaf. Konsep usaha kuliner ini mengedepankan zero waste, dimana limbah hasil produksi berupa kulit pisang dan minyak jelantah dikumpulkan kemudian dijual ke pengepul untuk dikelola menjadi biodiesel dan ketiga Tikolot, yaitu produk olahan minuman sari pala yang segmentasi pasarnya adalah anak muda. Inisiatif produk ini berawal dari buah pala yang banyak terbuang begitu saja di kebun petani (limbah pangan), kemudian diolah menjadi minuman segar dan berkhasiat bagi tubuh. Bahan bakunya diperoleh dari petani pala lokal dan kemasannya pun menggunakan botol kaca sehingga lebih sustainable, tidak ada sampah kemasan karena botolnya dapat dikembalikan lagi ke penjual setelah dikonsumsi.
Ketiga UMKM tersebut, mendapatkan tambahan modal usaha dari Kadin Kota Bogor untuk pengembangan usaha sebesar Rp15 juta untuk juara 1, kemudian juara 2 mendapatkan Rp10 juta, dan juara 3 mendapatkan modal usaha sebesar Rp5 juta rupiah. Melalui kegiatan pitching akhir REKA PANGAN ini, diharapkan para UMKM dapat berkembang menjadi pelaku usaha pangan berkelanjutan yang berdaya saing dan menjadi agen perubahan dalam mendorong praktik kewirausahaan hijau di Kota Bogor.(REK)



















