Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Bogor RayaJaDeTaBekKesehatanKota Bogor

Begini Cara Perawatan Luka Diabetes yang Tepat dan Aman

×

Begini Cara Perawatan Luka Diabetes yang Tepat dan Aman

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

BogorInNews – Dokter Spesialis Bedah dari Eka Hospital Depok, dr. Tom Christy Adriani, Sp.B, Subsp. BVE(K), menjelaskan luka diabetes atau diabetic foot ulcer merupakan salah satu komplikasi serius yang kerap dialami oleh penderita diabetes melitus. Kondisi ini tidak hanya menurunkan kualitas hidup pasien, tetapi juga berisiko MENIMBULKAN infeksi berat hingga amputasi jika tidak ditangani secara tepat dan aman.

“Luka diabetes terjadi akibat kombinasi beberapa faktor, seperti kadar gula darah yang tidak terkontrol, gangguan saraf (neuropati diabetik), serta gangguan aliran darah perifer. Pada penderita diabetes, luka kecil sering tidak terasa karena penurunan sensasi nyeri. Akibatnya, luka terlambat disadari dan berisiko berkembang menjadi infeksi yang lebih berat,” ungkap Tom Christy kepada wartawan di HideOut Cafe, Kecamatan Tanah Sareal pada Jumat 26 Desember 2025.

Example 300x600

Tom Christy memaparkan, kadar gula darah yang tinggi dapat menghambat proses regenerasi jaringan dan menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Selain itu, gangguan sirkulasi darah menyebabkan pasokan oksigen dan nutrisi ke area luka menjadi tidak optimal. Luka terbuka pada penderita diabetes juga sangat rentan terhadap infeksi bakteri, sehingga membutuhkan penanganan yang lebih hati-hati dan komprehensif.

“Pengobatan luka diabetes tidak hanya berfokus pada perawatan luka semata, tetapi harus dilakukan secara menyeluruh dengan memperhatikan kondisi umum pasien. Langkah paling mendasar adalah pengendalian kadar gula darah. Kadar gula darah yang stabil membantu mempercepat penyembuhan luka dan mencegah infeksi berulang. Pasien dianjurkan untuk mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter, menjaga pola makan sehat, serta melakukan aktivitas fisik secara teratur,” paparnya.

Tom Christy menerangkan, selain itu, pembersihan luka secara rutin menggunakan cairan steril sangat penting untuk menghilangkan kotoran, bakteri dan jaringan mati. Dalam beberapa kasus, dokter akan melakukan debridement, yaitu tindakan medis untuk mengangkat jaringan mati atau terinfeksi agar jaringan sehat dapat tumbuh dengan optimal. Perkembangan dunia medis menghadirkan berbagai metode perawatan luka modern, seperti penggunaan balutan khusus yang menjaga kelembapan luka, terapi tekanan negatif (Negative Pressure Wound Therapy/NPWT), hingga terapi oksigen hiperbarik pada kondisi tertentu.

“Metode modern terbukti lebih efektif dibandingkan perawatan konvensional jika dilakukan sesuai indikasi medis. Apabila ditemukan tanda-tanda infeksi, seperti kemerahan, nyeri, bau tidak sedap, atau keluarnya cairan berlebih, pasien harus segera mendapatkan penanganan medis. Pemberian antibiotik harus berdasarkan pemeriksaan dokter dan tidak boleh digunakan secara sembarangan,” terangnya.

Tom Christy menjelaskan, tekanan berlebih pada area luka, terutama di telapak kaki, dapat memperlambat proses penyembuhan. Oleh karena itu, penggunaan alas kaki khusus atau metode offloading sangat dianjurkan. Sebagai langkah pencegahan, penderita diabetes disarankan untuk memeriksa kaki setiap hari, menjaga kebersihan dan kelembapan kaki, menggunakan alas kaki yang nyaman, serta segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan apabila menemukan luka sekecil apa pun.

“Perawatan luka diabetes yang tepat dan aman memerlukan pendekatan menyeluruh, mulai dari kontrol gula darah, perawatan luka sesuai standar medis, hingga dukungan tenaga kesehatan profesional. Dengan penanganan yang cepat dan tepat, risiko komplikasi serius seperti infeksi berat dan amputasi dapat diminimalkan,” pungkasnya.(REK)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *