BogorInNews – Apotek At Thaya bersama Ikatan Apoteker Indonesia(IAI) Kota Bogor, Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi (STTIF) Bogor dan Kelurahan Bubulak menggelar acara sosialisasi Dapatkan Gunakan Simpan dan Buang (Dagusibu) obat yang baik dna benar dalam rangka World Pharmacy Day (WPD) di apotek At Thaya, Cluster Bubulak Residence Ruko No.01, Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat pada Minggu 20 Oktober 2024 siang. Dengan tema ‘Wujudkan Masyarakat Sehat Cerdas dengan DAGUSIBU’, acara ini mendapat perhatian ratusan warga Bubulak dan dihadiri Lurah Bubulak Arief Rusdiman.
Owner Apotik At Thaya, Septi Widyaningsih Setyadi mengatakan, alhamdulillah acara ini terselenggara dari kerjasama Apotik At Thaya, IAI, STTIF dan Kelurahan Bubulak. Ini digelar perdana di Kelurahan Bubulak, nanti kedepannya akan ada sosialisasi tentang obat, sanitasi, lingkungan dan lain sebagainya.
“Antusias warga, tadi alhamdulillah sangat besar. Banyak permintaan untuk mengadakan acara seperti ini, berbagi pengetahuan lagi atau edukasi tentang penggunaan obat, cara penyimpanannya serta membuang obat,” ungkap Septi.
Septi menjabarkan, ini sesuai dengan peran apotik At Thaya yang bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan obat serta membantu masyarakat. Kemudian bisa mengajak masyarakat lebih peduli tentang kesehatan. Kedepannya bersama Kelurahan Bubulak akan mengadakan acara serupa.
“Apotek ini mudah-mudahan bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan memberikan dampak positif untuk masyarakat Kota Bogor. Hari ini ada ratusan masyarakat yang ikut dalam sosialisasi dan pemeriksaan kesehatan gratis. Pemeriksaan cek kolesterol, gula darah dan asam urat juga tekanan darah,” terangnya.
Sementara itu, Kepala lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi (STTIF) Bogor, Dr. Harry Noviardi memaparkan, hari ini diberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bagaimana menggunakan obat yang baik dan benar. Kalau tidak terpakai harus diapakan, masyarakat harus mengetahui.
“Jangan sampai obat yang dibuang itu akan mengakibatkan orang lain yang tidak bertanggung jawab. Ini bentuk tanggung jawab kami, antara pemerintah, STTIF Bogor dan apotik At Thaya, memberikan pemahaman itu karena masyarakat banyak yang belum paham tentang Dagusibu obat yang benar. Kami mengabdi kepada masyarakat, apotek tidak hanya komersil, tetapi ada sosial untuk masyarakat. Kami berikan teori dasar dan langsung praktek disini,” ungkap Harry.
Ditempat yang sama, Dosen Farmasi Klinik STTIF Bogor, Silvi Nurafni mengatakan, hari ini Dagusibu obat dengan baik dan benar, tujuannya mengedukasi masyarakat agar paham mengelola obat yang baik dan benar. Selama ini masyarakat beli obat di warung, tapi harusnya di toko obat ataupun apotik. Tapi, ada obat bebas yang boleh dijual di warung, yang lebih aman di toko obat berizin atau apotek.
“Kalau beli obat, perhatikan kemasan apakah rusak atau tidak, lihat expired date nya. Jadi kalau obat sudah dibuka expired date tidak mengikuti yang ada di kemasan. Tapi ada Buyer Used Date (BUD) ini masa penggunaan obat ketika sudah dibuka. Seperti obat sirup apabila sudah dibuka, kemudian disimpan dan enam bulan kemudian digunakan. Nah, padahal itu tidak bisa, masa penggunaan hanya 35 hari saja Maksimal. Rata-rata setelah dibuka masa simpan 35 hari saja,” tuturnya.
Silvi menjelaskan, obat jangan disimpan di kulkas, jadi lihat cara penyimpanannya dalam petunjuk penyimpanan pada kemasan. Kalau penyimpanan suhu kamar, ya suhu kamar. Kemudian cara pembuangan mengikuti cara yang baik, untuk sirup, harus dibuka labelnya kemudian sirup di tuang ke aliran air semisal wastafel ataupun closet.
“Sirup jangan dibuang ke tanah, takut bakteri menjadi kebal. Botolnya dibuang ditempat sampah. Kalau tablet dibuka kemasan, hancurkan butirannya, baru dibuang. Tujuannya menghindari oknum nakal, expired date dihapus dan diganti yang baru,” pungkasnya. (REK)