BogorInNews – Memperingati Hari Jadi Bogor (HJB) ke-542, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) membuka pangan murah dan salurkan bantuan pangan di lapangan Genteng, Kecamatan Bogor Selatan pada Jum’at 31 Mei 2024. Penyaluran bantuan pangan kali ini untuk warga kategori Keluarga Penerima Manfaat (KPM), Keluarga Rawan Stunting (KRS) dan keluarga rawan pangan.
Pj Wali Kota Bogor, Hery Antasari mengatakan, informasi dari DKPP bahwa kegiatan pangan murah sudah 53 kali digelar, dimana dari kegiatan tersebut bertujuan agar pemerintah bisa membantu masyarakat kategori menengah kebawah yang memiliki potensi kerawanan untuk mendapatkan harga pangan yang murah dan terjangkau.
“Pangan murah ini untuk menekan inflasi di Kota Bogor. Sementara Total bantuan 85 ribu yang kami sebarkan ke keluarga-keluarga sasaran yang membutuhkan,” tutur Hery.
Hery memaparkan, untuk masyarakat yang masuk kategori rawan pangan tersebar di semua kelurahan dengan jumlah berbeda, sehingga pemerintah menyentuh semua kelurahan yang masyarakat masuk kategori rawan pangan tersebut.
“Di sisi lain, pemerintah juga akan melakukan kegiatan-kegiatan serupa pada saat menjelang Idul Adha. Jadi ini dalam rangkaian HJB ke-542 juga ya. Nanti ada lagi, sekaligus beberapa event lainnya untuk memeriahkan Hari Jadi Bogor ke-542 yang melibatkan berbagai pihak serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di Kota Bogor,” papar Hery didampingi Asperbang Kota Bogor Hanafi, Kepala DKPP Kota Bogor Chusnul Rozaqi dan Sekretaris Kecamatan Bogor Selatan Harry Cahyadi di Lapang Genteng.
Sementara itu, Kepala DKPP Kota Bogor, Chusnul Rozaqi mengatakan, bazar pangan murah ini bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas), BUMN dan pelaku usaha untuk kebutuhan pokok di nasional maupun lokal.
“Jadi di kegiatan ini ada IDfood, bulog dan lainnya. Nah sampai saat ini kami sudah melakukan sebanyak 53 kali. Artinya pemerintah harus hadir kepada masyarakat, dimana pada saat-saat harga mengalami fluktuatif atau naik dan turun. Nah, disaat harga naik, kami harus hadir,” tegas Chusnul.
Chusnul menjelaskan, belakangan ini ada persoalan harga pangan yang sempat melambung, seperti yang terjadi pada harga telur pernah sampai Rp36 ribu perkilo, dimana saat itu stunting masih tinggi dan telur hilang dari peredaran, sehingga pihaknya berupaya untuk mengajukan ke Bapanas hingga akhirnya mendapat bantuan sebanyak 15 ton dari Kediri untuk menstabilkan harga telur.
“Apa yang kami lakukan itu supaya masyarakat tidak merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya, dan kami berupaya untuk menekan inflasi, sehingga harga telur yang tadinya Rp36 ribu, karena ada bantuan dari Bapanas menjadi Rp26 ribu,” jelas Chusnul.
Chusnul menambahkan, begitu juga dengan harga bawang yang sempat tembus diangka Rp65 ribu, pihaknya kembali mendapat bantuan dari bapanas sehingga inflasi bisa ditekan.
“Nah, makanya dari apa yang kami lakukan itu untuk bisa hadir dalam mensterilkan harga pangan yang tadi sebutkan. Bahwa DKPP akan terus memantau perkembangan harga pangan, terlebih pada saat menjelang hari raya Idul Adha nanti. Dimana demand-nya itu mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Biasanya di hari-hari itu para distributor akan menaikan harga, dan di situ kami akan terus mencoba untuk melakukan penekanan agar tetap stabil, begitu juga untuk mensterilkan ketersediaan kebutuhan masyarakat,” pungkasnya. (NDI)