BogorInNews – PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Indocement atau Perseroan) membukukan volume penjualan (semen dan klinker) secara keseluruhan sebesar 20.496 ribu ton pada tahun 2024, lebih tinggi +1.150 ribu ton atau +5,9% dibandingkan tahun lalu terutama dari tambahan volume PT Semen Grobogan.
Corporate Secretary, Dani Handajani menuturkan, hal itu menyebabkan pangsa pasar domestik secara keseluruhan, mengacu pada data. Asosiasi Semen Indonesia (ASI), sebesar 29,7% dengan Jawa 37,8% dan luar Jawa 21,1%. Komposisi penjualan semen curah domestik meningkat dari 26,7% menjadi 31,7% pada tahun 2024 karena pasokan semen ke proyek ibu kota baru dan percepatan proyek infrastruktur di Jawa.
“Secara keseluruhan penjualan ekspor sebesar 317 ribu ton. Pendapatan Neto Perseroan mencapai Rp18.548,7 miliar, naik +3,3%. Beban Pokok Pendapatan meningkat menjadi -Rp12.487,8 miliar, naik +3,2% seiring dengan peningkatan volume penjualan,” ungkapnya kepada wartawan pada Rabu 26 Maret 2025.
Ia melanjutkan, hal ini menghasilkan marjin Laba Bruto sebesar 32,7% untuk tahun 2024. Beban Usaha yang meningkat sebesar +2,7% menjadi -Rp3.725,1 miliar yang bersumber dari kenaikan volume penjualan dan biaya lainnya dari perluasan operasi di Grobogan, serta penurunan Beban.
Sementara itu, Corporate Finance Manager, David Halim memaparkan, Operasi Lain-Neto sebesar -6,4% menjadi Rp57,6 miliar, sehingga margin Laba Usaha sebesar 12,9% dan EBITDA sebesar 21,2% pada tahun 2024. Pendapatan Keuangan – Neto yang lebih rendah -188,4% menjadi -Rp74,9 miliar disebabkan oleh beban bunga dari utang PT Semen Grobogan. Bagian atas Laba Neto Entitas Asosiasi – Neto meningkat +363,5% menjadi Rp145,3 miliar berasal dari laba yang lebih tinggi dari entitas asosiasi.
“Beban Pajak Penghasilan-Neto turun menjadi -Rp455,1 miliar atau lebih rendah -2,0%. Terakhir, Laba Tahun Berjalan lebih tinggi +3,0% menjadi Rp2.007,9 miliar. Permintaan semen yang lemah akan terus berlanjut hingga awal tahun 2025 karena musim hujan yang diikuti oleh bulan puasa,” paparnya.
Namun, pihaknya memperkirakan kemungkinan permintaan positif sebesar 1%–2% pada tahun ini meskipun ada pengurangan anggaran infrastruktur. Kami juga melihat proyek infrastruktur yang sedang berjalan masih akan diselesaikan, termasuk beberapa proyek baru dan yang sudah ada dari sektor komersial dan industri.
Lebih jauh, program Pemerintah seperti perpanjangan diskon PPN untuk kepemilikan rumah baru, program tiga juta rumah per tahun, dan renovasi sekolah seharusnya menjadi pendorong positif bagi permintaan semen.
“Selama masa yang penuh tantangan ini, kami lebih menekankan kebijakan pengendalian biaya, mengidentifikasi area-area yang biayanya dapat dikurangi tanpa mengorbankan kualitas dan layanan,” terang David Halim.
David Halim membeberkan, peningkatan penggunaan bahan bakar alternatif dan bahan baku alternatif juga merupakan salah satu inisiatif utama tahun 2025, khususnya untuk pabrik kami di Grobogan dan pabrik yang kami sewa di Maros, kebijakan ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan tetapi juga secara ekonomi.
“Akhirnya, kami mengantisipasi lebih cepat dimulainya kembali aktivitas konstruksi pada awal April 2025 karena tahun lalu kegiatan tersebut jatuh pada minggu kedua April, termasuk kondisi yang lebih baik karena cuaca yang lebih kering,” pungkasnya.(NDI)