BogorInNews – Mahasiswa London School of Public Relations (LSPR) Jakarta menyelenggarakan praacara bertajuk ‘Pasir Eurih Goes to School’ di Desa Pasir Eurih, Kabupaten Bogor. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan budaya ‘Kaulinan Pasir Eurih’ yang akan dilaksanakan pada 15 Juni 2024.
Pra-acara ini bertujuan untuk mengundang perwakilan murid dari 11 Sekolah Dasar (SD) terpilih di kawasan Bogor untuk berpartisipasi dalam acara utama.
Ketua panitia, kegiatan budaya ‘Kaulinan Pasir Eurih’, Raddinna Qomariya menuturkan, ‘Pasir Eurih Goes to School’ adalah langkah awal untuk memperkenalkan keunikan budaya Desa Pasir Eurih kepada generasi muda.
“Kami berharap melalui kegiatan praacara ini, anak-anak dapat mengenal dan melestarikan warisan budaya serta membangun antusiasme untuk acara utama ‘Kaulinan Pasir Eurih’,” ungkap Raddina pada Kamis 13 Juni 2024.
Raddina memaparkan, rangkaian acara akan dimulai dengan kegiatan pra-acara ‘Pasir Eurih Goes to School’ pada 10 Juni sampai 14 Juni 2024, di mana tim penyelenggara akan mengunjungi 11 sekolah dasar di kawasan Bogor.
“Tujuannya adalah untuk menginformasikan dan mengundang perwakilan murid ke acara puncak. Pada 15 Juni 2024, acara utama ‘Kaulinan Pasir Eurih’ akan digelar, menyajikan berbagai permainan tradisional dan bazaar UMKM milik warga Desa Pasir Eurih,” paparnya.
Raddina menjelaskan, setelah acara utama, dokumentasi acara akan dipublikasikan melalui berbagai platform media sosial untuk memperluas jangkauan dan dampak dari kegiatan budaya ini.
“Pasir Eurih Desa Pasir Eurih merupakan sebuah desa yang berlokasi di kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Desa Pasir Eurih terkenal dengan permainan tradisional berupa egrang, sumpit, jepret, bebeletokan, bakiak dan beberapa permainan lainnya,” jelasnya.
“Terdapat juga beberapa hasil karya masyarakat Desa Pasir Eurih yang perlu dilestarikan sebagai kearifan budaya lokal setempat,” tambah Raddina.
Sementara itu, Kepala Desa Pasir Eurih, Deden Supandi, berharap kebudayaan ini tidak luntur di tengah arus globalisasi, karena generasi muda perlu dan harus melestarikan kebudayaan.
“Karen kebudayaan itu warisan yang tak ternilai. Jangan sampai hilang dimakan waktu. Insyaallah turun temurun kami selalu menjaga dan melestarikannya,” ungkapnya. (REK)