BogorInNews – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor turut berdukacita atas musibah yang menimpa warga Batutulis, Rafly (24) yang meninggal dunia lantaran tertimpa dahan pohon di Jalan Tentara Pelajar, Kecamatan Bogor Tengah pada Jumat 1 November 2024 sore. Bahkan Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor, Hery Antasari mengunjungi ruang jenazah RSUD Kota Bogor untuk bertemu keluarga korban.
Hery menyampaikan dukacita dan menyesalkan adanya kejadian tersebut. Pemkot Bogor akan menjamin santunan untuk korban sekaligus memastikan semua pihak bergerak.
“Kami dari Pemkot Bogor sangat prihatin dan menyesalkan adanya kejadian ini. Mudah-mudahan ini yang terakhir di Kota Bogor dan ini menjadi satu keprihatinan bersama. Tindak lanjutnya sesuai dengan SOP di rumah sakit, sudah bertemu dengan ayahnya, dan atas keinginan keluarganya jenazah dimandikan di rumahnya,” ungkap Hery pada Jumat 1 November 2024 malam.
“Akan kami kawal sampai ke pemakaman dan akan ada santunan. Preminya Pemkot yang bayar, serta ada penggantian untuk kendaraan yang rusak dan santunan tambahan dari Pemkot Bogor,” tambah Hery.
Sementara itu, Direktur Utama RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir mengatakan, semua biaya sudah ditanggung Pemkot Bogor.
“Jadi, tidak ada biaya sama sekali. Kondisi jenazah mengalami cedera kepala berat sehingga saat tiba (di RSUD) sudah meninggal. Mudah-mudahan di masa yang akan datang kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) Kota Bogor, Juniarti Estiningsih mengatakan, dahan pohon angsana yang menimpa Rafly jatuh tepat di atas korban yang saat itu melintas di Jalan Tentara Pelajar bersama rekannya. Sementara itu, teman korban mengalami luka-luka.
“Dahan pohon Angsana yang jatuh ini beberapa hari sebelumnya sudah dipangkas, namun sepertinya dahan tersebut rapuh akibat cuaca ekstrem yang berubah-ubah dari panas ke hujan lebat,” ungkap Esti kepada wartawan pada Sabtu 2 November 2024.
Esti menjelaskan, tim dari Disperumkim Kota Bogor sudah melakukan pemangkasan dahan di titik-titik rawan. Pihaknya juga akan terus melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pohon-pohon yang rawan di tengah cuaca ekstrem.
“Prioritas Disperumkim sebenarnya pohon-pohon yang ada di pinggir-pinggir jalan, tapi kadang masyarakat di perumahan juga butuh tenaga kami untuk menebang pohon, sementara Disperumkim hanya punya empat tim untuk enam kecamatan,” jelasnya.
Esti mengharapkan kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
“Semoga ke depan bisa menambah personel tim untuk mengecek pohon-pohon agar bisa memaksimalkan pelayanan, karena kami benar-benar berupaya meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan seperti ini,” pungkasnya. (REK)