BogorInNews – Sebanyak tiga guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) University menyampaikan pra orasi ilmiah secara virtual pada Kamis 6 Februari 2025. Ketiga guru besar ini Prof. Iskandar, Prof. Sugeng Hari Wisudo dan Prof. Setyo Pertiwi. Mereka dijadwalkan akan menyampaikan orasi ilmiahnya pada Sabtu. 8 Februari 2025 mendatang di Kampus IPB University.
Dalam pra orasi ilmiah berjudul ‘Paradigma Agrogeologi untuk Pengelolaan Lahan Pertanian dan Lahan Bekas Tambang Berkelanjutan’, Prof. Iskandar menuturkan, bahwa agrogeologi adalah subdisiplin ilmu dari geologi yang mempelajari asal-muasal, sifat, komposisi, distribusi dan penggunaan tanah ditinjau dari sudut pandang geologi.
“Agrogeologi berusaha mengaplikasikan geologi untuk mengatasi masalah-masalah lahan, khususnya dalam kaitan dengan produktivitas, termasuk kesehatan tanah,” ungkap Prof Iskandar.
Prof Iskandar memaparkan, bahwa perbaikan kualitas tanah-tanah terdegradasi melalui pemberian pembenah tanah, dengan menggunakan Agrogeologi untuk memahami perilaku tanah, merupakan kunci keberhasilan agar lahan-lahan pertanian dan lahan-lahan bekas tambang dapat dikelola secara berkelanjutan.
Sementara itu, Prof. Sugeng Hari Wisudo menjelaskan, pra orasi ilmiah dengan judul ‘Pengembangan Metodologi Transdisiplin untuk Pembangunan Perikanan Tangkap Berkelanjutan dan Berkeadilan’. Ia menyebutkan perikanan tangkap tidak hanya sekadar aktivitas ekonomi, tetapi juga memiliki dimensi sosial dan lingkungan yang kompleks.
“Dimensi ini mencakup upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan kecil, menjaga kelestarian sumber daya ikan dan ekosistemnya, juga memastikan ketersediaan pangan bergizi bagi masyarakat Indonesia,” bebernya.
Dengan demikian, menurut Sugeng, pendekatan sistem menjadi sangat relevan untuk mengintegrasikan berbagai dimensi tersebut dalam pengelolaan perikanan tangkap yang berkelanjutan dan berkeadilan melalui lintas disiplin keilmuan dan lintas sektor secara terintegrasi (metodologi transdisiplin).
“Sehingga pengembangan metodologi transdisiplin menjadi suatu kebutuhan utama dalam pembangunan perikanan tangkap masa depan,” papar Prof. Sugeng.
Dalam pra orasi ilmiah berjudul ‘Teknik Sistem dan Informatika Pertanian untuk Mewujudkan Nexus Pengembangan Pertanian Berkelanjutan’, yang disampaikan Prof. Setyo Pertiwi menerangkan, perlunya pendekatan sistematis yang menghubungkan penelitian, adopsi teknologi, model bisnis berkelanjutan, dan kesejahteraan petani.
“Bahwa pendekatan berbasis nexus menawarkan solusi integratif, menghubungkan elemen-elemen, seperti penelitian, teknologi dan kesejahteraan masyarakat dalam satu kerangka kerja,” jelasnya.
“Dalam konteks ini, Teknik Pertanian (Agricultural Engineering), Teknik Sistem (System Engineering) dan Informatika Pertanian (Agricultural Informatics) memainkan peran sentral dalam menciptakan solusi inovatif yang tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga mendukung keberlanjutan,” pungkas Prof. Setyo Pertiwi.(REK)