Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Bogor RayaEdukasiKota Bogor

Guru Besar IPB University Sampaikan Pengembangan Teknik Irigasi Presisi Berbasis AI

×

Guru Besar IPB University Sampaikan Pengembangan Teknik Irigasi Presisi Berbasis AI

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

BogorInNews – Guru Besar Tetap Fakultas Teknologi Pertanian IPB University Prof. Dr. Ir. Chusnul Arif menyampaikan pengembangan teknik irigasi presisi berbasis kecerdasan buatan untuk produksi pertanian berkelanjutan melalui sambungan zoom meeting pada Kamis 20 Februari 2025 siang. Dalam zoom ini, Chusnul Arif membahas pengembangan berbagai teknik irigasi presisi yang lebih efisien dan tepat guna yang berfokus pada optimalisasi penggunaan air irigasi berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang selama ini dikembangkan dirinya bersama kolega.

“Dalam pengembangan berbagai teknik irigasi presisi yang lebih efisien dan tepat guna, berfokus pada optimalisasi penggunaan air irigasi berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang selama ini dikembangkan saya bersama kolega. Teknik irigasi presisi memainkan peran krusial dalam pengelolaan sumber daya air untuk pertanian berkelanjutan dengan meningkatkan produktivitas lahan dan efisiensi penggunaan air serta ramah lingkungan dengan mengurangi emisi gas rumah kaca,” ungkap Chusnul kepada wartawan.

Example 300x600

Chusnul melanjutkan, teknik irigasi presisi merupakan metode yang tepat dalam mengoptimalkan distribusi air, mengurangi pemborosan serta meningkatkan respons positif tanaman terhadap kondisi lingkungan. Inovasi ini menjadi bagian dari strategi komprehensif dalam mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan nasional, terutama di tengah tantangan perubahan iklim dan semakin meningkatnya kompetisi penggunaan sumber daya air.

“Dalam pengembangan teknik irigasi presisi, tantangan utama adalah kompleksitas hubungan antara faktor air, tanaman bersama lingkungan. Interaksi antar parameter di dalamnya sangat komplek dan dicirikan dengan sesuatu yang tidak pasti (uncertain) serta hubungan non-linear serta seiring berjalannya waktu dipengaruhi sesuatu yang belum diketahui (unknown),” tuturnya.

Chusnul menjelaskan, seiring dengan kemajuan teknologi, AI dengan berbagai keunggulannya menjadi komponen utama dalam mengintegrasikan berbagai parameter air, lingkungan dan tanaman melalui pendekatan 3i yaitu identifikasi, optimasi dan kendali. Model Artificial Neural Networks (ANN) telah terbukti efektif dalam tahap identifikasi dengan kemampuannya untuk menganalisis dan memprediksi berbagai permasalahan dalam sistem irigasi dan fertigasi, seperti pendugaan kualitas buah, tingkat emisi gas rumah kaca serta produktivitas lahan.

“Di sisi lain, Genetic Algorithms (GA) merupakan bagian AI yang berfungsi sebagai metode optimasi yang memungkinkan pemilihan kombinasi terbaik sistem irigasi presisi guna meningkatkan produktivitas lahan, efisiensi penggunaan air serta menjaga kelestarian lingkungan. Sementara itu, dalam aspek kendali, Fuzzy Logic (FL) merupakan metode yang tepat dan presisi dalam mempertahankan kondisi optimal dan adaptif terhadap kondisi lingkungan,” jelasnya.

Chusnul menegaskan, implementasi teknik irigasi presisi berbasis AI ini telah dilaksanakan khususnya di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dikenal daerah kering dengan curah hujan tahunan rendah. Dalam implementasi ini, teknik irigasi presisi dikombinasikan dengan budidaya padi alternatif yang dikenal sebagai System of Rice Intensification (SRI). Sistem budidaya padi SRI dikenal sistem budidaya padi yang hemat air dan ramah lingkungan.

“Terbukti teknik irigasi presisi ini mampu menghemat air dan dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan. Tercatat, teknik ini mampu meningkatkan hasil panen padi dari 5.5 ton/ha menjadi 6.4 ton/ha di Kabupaten Kupang dan dari 9.94 ton/ha menjadi 10.72 ton/ha di Sumba Timur. Tantangan utama dalam pengembangan teknik irigasi presisi adalah infrastruktur pertanian, biaya dan keterbatasan lahan. Oleh sebab itu, teknik irigasi presisi dan tepat guna juga dikembangkan berdasarkan prinsip pemberian air sesuai kebutuhan tanaman,” tegasnya.

“Teknologi Fertigator Otomatis Nirdaya (FONi) dan Pocket Fertigator merupakan dua teknik irigasi tepat guna yang dikembangan dengan berbagai keunggulan, diantaranya bekerja otomatis tanpa daya listrik, hemat air dengan efisiensi mendekati 100%, material lokal dan mudah instalasi serta desain dapat dimodifikasi dengan mudah sesuai ketersediaan lahan. FONi telah diterapkan di berbagai daerah diantaranya Malino, Sulawesi Selatan dan terbukti mampu meningkatkan efisiensi penggunaan air secara signifikan,” tambah Chusnul.

Chusnul membeberkan, secara keseluruhan, penerapan teknik irigasi presisi berbasis AI dan teknik irigasi tepat guna memiliki potensi besar dalam mendorong produksi pertanian keberlanjutan. Terbukti secara emipiris, teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi penggunaan air dan pemenuhan kebutuhan air tanaman, tetapi juga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, seperti degradasi lahan dan emisi gas rumah kaca.

“Agar implementasi teknik irigasi presisi ini dapat berjalan optimal, diperlukan strategi yang terintegrasi, termasuk pengembangan infrastruktur, peningkatan kapasitas petani dalam mengadopsi teknologi, serta kebijakan yang mendukung investasi di bidang pertanian digital. Penerapan yang tepat dan dukungan regulasi yang memadai, teknik ini dapat menjadi solusi inovatif dalam membangun sistem pertanian modern yang lebih tangguh, produktif, dan berkelanjutan,” bebernya.

Chusnul menekankan, selain itu, teknologi ini juga berperan dalam meningkatkan daya saing sektor pertanian di tingkat global dan berkontribusi secara signifikan terhadap ketahanan serta kedaulatan pangan nasional.(REK)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *