Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Bogor RayaEkBisKabupaten Bogor

Tahap Pertama Program Cegah Stunting di Bogor, Alfamidi Salurkan 1.110 Butir Telur

×

Tahap Pertama Program Cegah Stunting di Bogor, Alfamidi Salurkan 1.110 Butir Telur

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

BogorInNews – Dalam upaya mendukung percepatan penanganan stunting di Indonesia, Alfamidi menyalurkan program Protein Cegah Stunting berupa 1.110 butir telur kepada 37 anak terindikasi stunting di Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor pada Rabu 30 Mei 2025.

Dalam program ini, setiap Keluarga Risiko Stunting (KRS) mendapatkan pasokan telur ayam secara berkala setiap bulannya yang diharapkan dapat memenuhi sebagian kebutuhan protein harian anak-anak penerima manfaat.

Example 300x600

Dalam penyalurannya, kegiatan ini merupakan tahap pertama dari total enam tahap penyaluran yang akan berlangsung selama enam bulan ke depan.

Hal ini juga menjadi inisiatif corporate social responsibility (CSR) Alfamidi bertema Keluarga Sehat Alfamidi yang berfokus pada peningkatan gizi anak melalui penyediaan sumber protein hewani. Kegiatan ini dilakukan bekerja sama dengan BKKBN Kabupaten Bogor, Posyandu Desa Rawakalong dan Posyandu Desa Pengasinan.

Branch Manager Alfamidi Cabang Bitung, Rudy Widodo menyatakan, komitmen perusahaan dalam mendukung kesehatan anak-anak Indonesia. Program ini merupakan bentuk kepedulian pihaknya terhadap tumbuh kembang anak.

“Kami berharap bantuan ini bisa memberikan dampak nyata bagi anak-anak dan keluarga di wilayah ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Koordinator Lapangan BKKBN Kabupaten Bogor, Mad Solih mengapresiasi, kontribusi Alfamidi.

“Kami berharap Alfamidi terus mendukung program pemerintah agar angka stunting, khususnya di Kabupaten Bogor, terus menurun,” tuturnya.

Salah satu penerima manfaat, Siti (35) warga Desa Pengasinan menyambut baik bantuan ini.

“Kami sangat terbantu. Telur ini sangat bermanfaat untuk menambah asupan gizi anak saya. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus dilanjutkan,” jelasnya.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting di Kabupaten Bogor masih tinggi, mencapai 20,1%. Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, terutama selama 1.000 hari pertama kehidupan dan dapat berdampak pada perkembangan kognitif, fisik, serta meningkatkan risiko penyakit kronis di masa depan.

Penanganan stunting membutuhkan kolaborasi aktif antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk meningkatkan kesadaran, akses gizi, serta kualitas hidup anak-anak Indonesia. Program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi perusahaan lain untuk turut berkontribusi dalam upaya sosial yang berdampak nyata bagi masyarakat.(REK)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *