Bogor RayaEkBisKabupaten Bogor

Tujuh Wartawan Diduga Keracunan Setelah Konsumsi Nasi Padang dari TSI

BogorInNews – Sebanyak tujuh wartawan diduga mengalami keracunan makanan seusai menyantap hidangan makan siang saat melakukan peliputan di Taman Safari Indonesia (TSI) pada Sabtu 1 Juni 2024 lalu. Salah satu wartawan yang diduga mengalami keracunan makanan, OR mengaku dirinya merasakan mual sesaat setelah menyantap hidangan makan siang di TSI Bogor.

“Menu makan siangnya itu nasi padang pada Sabtu 1 Juni 2024. Nah, pukul 15.00 WIB saya makan, pukul 17.00 WIB mulai merasa mual,” ungkap OR kepada wartawan pada Rabu 5 Juni 2024 sore.

OR memaparkan, selain mual, dirinya juga merasakan pusing dan lemas. Bahkan tidak terlewat kerap kali pergi ke kamar mandi, gejalanya seperti itu.

“Jadi sampai hari Senin kemarin mual, pusing dan saya juga bulak balik terus ke kamar mandi. BAB saya juga cuma air. Satu jam itu saya bisa sampai lima kali BAB ke kamar mandi. Pokoknya lemas banget,” paparnya.

“Sampai Senin saya seperti itu terus, tetapi memang tidak separah saat Sabtu dan Minggu. Namun, tetap mual, pusing, lemas dan sering buang air tetap saya rasakan,” tambah OR.

OR menjelaskan, karena lemas, dirinya langsung pergi ke klinik atau dokter umum.

“Di dokter umum saya ditanya-tanya banyak hal, soal makan apa dan minum apa. Kalau kata dokter apa yang saya alami ini diduga karena makanan yang saya konsumsi,” jelasnya.

OR menduga, jika apa yang dialaminya merupakan dampak makanan yang dia konsumsi di TSI Bogor, sebab hal serupa juga menimpa enam wartawan lainnya yang juga mengonsumsi makanan dari TSI.

“Pokoknya teman-teman wartawan yang liputan ke TSI yang bareng dengan saya juga merasakan hal yang sama. Atas kejadian itu, saya kecewa yah karena mereka tidak betul-betul menjaga kualitas makanan. Meski begitu, pihak TSI beriktikad baik untuk menanggung seluruh biaya pengobatan,” terangnya.

Sementara itu, pihak manajemen TSI Bogor belum memberikan keterangan resmi soal kejadian tersebut. Hingga berita ini diterbitkan, pihak manajemen belum memberikan keterangan. (REK)

Exit mobile version